Iya tegangan baterai akan naik lagi setelah dipakai. sepertinya ini karena efek sifat kimianya. Butuh waktu untuk menghasilkan tegangan setelah ditarik. Saat baterai penuh, penurunan tegangan sedikit, makin kosong, penurunan tegangan makin cepat. Arus yang boleh ditarik dari baterai tergantung tipe baterainya. Alatini diberi tegangan dengan batas tegangan input sebesar 200 - 225 V dan diukur hasil outputnya. Kemudian alat diberi beban lampu sebesar 40 W - 150 W dan diukur arus yang mengalir pada beban. Apabila saklar Off ditekan maka alat penstabil tegangan tidak bekerja. Keyword : Fasa, kontrol , penstabil, tegangan, thyristor 1. Nampakpada gelombang sinusoidal listrik AC di atas, bahwa jika sebuah sumber listrik AC diberi beban induktif murni, maka gelombang arus listrik akan tertinggal sejauh 90° oleh gelombang tegangan. Mendapatkan supply tegangan AC naik dan turun, maka kapasitor akan menyimpan dan melepaskan tegangan listrik sesuai dengan perubahan tegangan SITEKIN Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, Vol. 19, No. 2, Juni 2022, pp. 414 - 418 ISSN 2407-0939 print/ISSN 2721-2041 online 414 Pengaruh Tabir Filter Film Terhadap Tegangan Output perhitunganakhir dengan beban 3.3kOhm jumlah tegangan yang dihasilkan dari 12 kali percobaan dengan nilai tegangan sumber yang berbeda-beda adalah 14.48 lebih besar daripada ketika diberi beban 330kOhm jumlah tegangan keluarannya adalah 13.55, sebaliknya untuk bagian frekuensi menunjukkan bahwa dengan beban yang diberikan sebesar 3.3kOhm berdasarkan definisi iot pernyataan di bawah ini benar kecuali. ArticlePDF Available AbstractGenerator salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang digunakan untuk mengkon-versi energi mekanik yang berasal dari putaran turbin menjadi energi listrik dengan memanfaatkan gaya gerak listrik. Dalam proses pembangkitan gaya gerak listrik GGL di samping putaran dari turbin, diperlukan arus penguat eksitasi yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet pada kumparan medan di rotor generator. Arus digunakan untuk meningkatkan tegangan keluaran sesuai pembebanan yang diterapkan. Adapun alat yang digunakan untuk membina arus eksitasi adalah Automatic Voltage Regulator AVR. Pembebanan yang dibedakan pada pembangkit setiap waktunya berubah-ubah. Oleh pembangkit listrik tenaga listrik harus mampu membangkitkan daya listrik sesuai dengan besaran beban yang berubah-ubah tersebut. Pada pembangkitan tenaga listrik, fluktuasi pembebanan ini dapat mengatasi pembantuan katup udara dan arus eksitasi yang di-injeksikan pada generator rotor pada putaran rotor yang konstan oleh AVR sehingga dihasilkan daya listrik sesuai pembebanan yang diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganlisa pengaruh beban terhadap arus eksitasi yang ada. Hasil yang diperoleh adalah beban berpengaruh ter-hadap arus eksistasi, maka dibutuhkan injeksi agar menambah arus arus naik, agar adanya kes-esuaian arus Tujuan penelitian ini adalah untuk menganlisa pengaruh beban terhadap arus eksitasi yang ada. Hasil yang diperoleh adalah beban berpengaruh ter-hadap arus eksistasi, maka dibutuhkan injeksi agar menambah arus arus naik, agar adanya kes-esuaian arus Tujuan penelitian ini adalah untuk menganlisa pengaruh beban terhadap arus eksitasi yang ada. Hasil yang diperoleh adalah beban berpengaruh ter-hadap arus eksistasi, maka dibutuhkan injeksi agar menambah arus arus naik, agar adanya kes-esuaian arus Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. JURNAL SIMETRIK VOL 11, NO. 1, JUNI 2021 p-ISSN 2302-9579/e-ISSN 2581-2866 398 1. PENDAHULUAN PLTA Mini Hydro Curug mempunyai 2 unit generator yang masing – masing mempunyai kapasi-tas 3400 kW. Generator merupakan salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang digunakan un-tuk mengkonversi energi mekanik yang berasal dari putaran turbin menjadi energi listrik dengan memanfaatkan gaya gerak listrik. Dalam proses pembangkitan gaya gerak listrik GGL selain pu-taran dari turbin, diperlukan arus penguat eksitasi yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet pada kumparan medan di rotor generator. Arus penguatan digunakan untuk mengatur besarnya tegangan keluaran sesuai pembebanan yang diterapkan. Adapun alat yang digunakan untuk mengatur arus eksitasi adalah Automatic Voltage Regulator AVR. Pembebanan yang dibedakan pada pembangkit setiap waktunya berubahubah. Oleh karenanya sua-tu pembangkit tenaga listrik harus mampu membangkitkan daya listrik sesuai dengan besarnya beban yang berubah-ubah tersebut. Pada pembangkitan tenaga listrik, fluktuasi pembebanan ini dapat diatasi dengan mengatur bukaan katup air dan arus eksitasi yang diinjeksikan pada rotor gen-erator pada putaran rotor yang konstan oleh AVR sehingga dihasilkan daya listrik sesuai pem-bebanan yang diterapkan. Dengan pentingnya fungsi sistem eksitasi pada suatu pembangkit tenaga listrik, maka dibuatlah penelitian ini, adapun tujuan penelitian kali ini adalah untuk menganalisa fungsi eksitasi pada pembangkit tenaga listrik, mengetahui rangkaian sistem penguat generator PLTA Mini Hydro Curug selain itu untuk mengetahui pengaruh pembebanan terhadap tegangan output pada generator di PLTA Mini Hydro Curug. PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP ARUS EKSITASI GENERATOR UNIT 2 PLTMH CURUG Miftah Farhan1, Rahmat Hidayat2, Yuliarman Saragih3 1,2,3Program Studi Teknik Elektro, Universitas Singaperbangsa Karawang 1miftahfarhan1006 2 3Yuliarman ABSTRACT The generator is one part of the electric power system that is used to convert mechanical energy from the turbine rotation into electrical energy by utilizing the force of electric motion. In the process of generating electromotive force apart from the rotation of the turbine, an amplifying current excitation is needed which functions to produce a magnetic field in the field coil in the generator rotor. The gain current is used to adjust the amount of output voltage according to the applied loading. The tool used to regulate the excitation current is the Automatic Voltage Regulator AVR. The loading that is differ-entiated at the generator varies from time to time. Therefore, a power plant must be able to generate electric power in accordance with the varying load size. In electric power generation, this loading fluc-tuation can be overcome by adjusting the water valve opening and the excitation current that is inject-ed into the generator rotor at a constant rotor rotation by the AVR so that electrical power is generat-ed according to the applied loading. The purpose of this study is to analyze the effect of load on the existing excitation current. The results obtained are that the load has an effect on the existential cur-rent, so injection is needed to increase the current when the current rises, so that there is a current compatibility. ABSTRAK Generator merupakan salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang digunakan untuk mengkon-versi energi mekanik yang berasal dari putaran turbin menjadi energi listrik dengan memanfaatkan gaya gerak listrik. Dalam proses pembangkitan gaya gerak listrik GGL selain putaran dari turbin, diperlukan arus penguat eksitasi yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet pada kumparan medan di rotor generator. Arus penguatan digunakan untuk mengatur besarnya tegangan keluaran sesuai pembebanan yang diterapkan. Adapun alat yang digunakan untuk mengatur arus eksitasi adalah Automatic Voltage Regulator AVR. Pembebanan yang dibedakan pada pembangkit setiap waktunya berubah-ubah. Oleh karenanya suatu pembangkit tenaga listrik harus mampu membangkitkan daya listrik sesuai dengan besarnya beban yang berubah-ubah tersebut. Pada pembangkitan tenaga listrik, fluktuasi pembebanan ini dapat diatasi dengan mengatur bukaan katup air dan arus eksitasi yang di-injeksikan pada rotor generator pada putaran rotor yang konstan oleh AVR sehingga dihasilkan daya listrik sesuai pembebanan yang diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganlisa pengaruh beban terhadap arus eksitasi yang ada. Adapun hasil yang didapatkan adalah beban berpengaruh ter-hadap arus eksistasi, maka dibutuhkan injeksi agar menambah arus saat arus naik, agar adanya kes-esuaian arus Kata Kunci beban listrik; eksitasi; generator; pembangkit listrik JURNAL SIMETRIK VOL 11, NO. 1, JUNI 2021 p-ISSN 2302-9579/e-ISSN 2581-2866 399 2. TINJAUAN PUSTAKA Prinsip Kerja PLTA Mini Hidro Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA merupakan pembangkit tenaga listrik yang mengu-bah energi potensial air menjadi energi listrik. Dengan memanfaatkan mesin penggerak turbin air yang terlebih dulu mengkonversi energi potensial air menjadi energi mekanik untuk kemudian dikonversikan lagi menjadi energi listrik dengan memutar rotor generator. Perbedaan PLTA untuk mini hidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 10000 W, jadi Pembangkit listrik diatas W masuk kategori PLTA. Daya listrik yang dibangkitkan dapat dihitung menggunakan pendekatan rumus P = g . H . Q . Nt . Ng kW ……………………1 Dimana P = Daya yang dihasilkan turbin kW g = Percepatan gravitasi bumi kg m/s2 H = Tinggi jatuh air m Q = Debit air m3/s Nt = Efesiensi turbin % Ng = Efesiensi generator % Proses pembangkitan energi listrik pada PLTA Mini Hydro Curug terdiri dari beberapa tahapan yaitu 1 Aliran sungai dengan jumlah debit air sedimikian besar ditampung dalam betuk bangunan ben-dungan 2 Air tersebut dialirkan melalui saringan power intake 3 Kemudian masuk ke dalam pipa pesat penstock 4 Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Pada ujung pipa dipasang katup uta-ma Main Inlet Valve 5 Air disalurkan ke rumah siput spiral case. Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi energi kinetik dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip–sirip pengarah sudu tetap akan mendorong sudu jalan/runner yang terpasang pada turbin 6 Pada turbin , gaya jatuh air yang mendorong baling–baling menyebabkan turbin berputar . Tur-bin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling–baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah en-ergi kinetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik 7 Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi–gigi putar sehingga ketika baling–baling turbin berputar maka generator ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi listrik 8 Air keluar melalui tail race. 9 Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator masih rendah, maka dari itu tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikan dengan trafo utama 10 Untuk efisiensi penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban , tegangan tinggi tersebut kemudian diatur dan dibagi di switch yard. selanjutnya disalurkan /interkoneksi ke sistem tena-ga listrik melalui kawat saluran tegangan tinggi. Generator Sinkron Definisi Generator Sinkron Generator sinkron merupakan salah satu jenis generator listrik dimana terjadi proses pengkonversian energi dari energi mekanik ke energi listrik yang dihasilkan oleh putaran kumparan rotor yang memotong suatu medan elektromagnetik yang dihasilkan di stator sehingga kemudian menyebabkan timbulnya energi listrik. Dikatakan generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan ku-tub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator. Kumparan medan pada generator sinkron terletak pada rotornya sedangkan kumparan jangkarnya terletak pada stator. Induksi elektromagnetik yang terjadi dalam generator merupakan bentuk aplikasi nyata dari Hukum Faraday yang menyatakan ā€œJika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari sebuah medan magnetik flux yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul tegangan induksiā€. Kontruksi Generator Sinkron Secara umum generator sinkron terdiri atas stator, rotor, dan celah udara. Stator merupakan bagian dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor adalah bagian yang berputar dimana diletakkan kumparan medan yang disuplai oleh arus searah dari Eksiter. Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor. Celah udara adalah ruang antara stator dan rotor. 1 Rotor Rotor merupakan bagian berputar yang berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang menghasilkan tegangan dan akan di induksikan ke stator. Pada rotor terdapat kutub-kutub magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser dan si-kat. Generator sinkron memiliki dua tipe rotor, yaitu a Rotor yang berbentuk kutub sepatu salient pole b Rotor yang berbentuk kutub dengan celah udara sama rata cylindrical 2 Stator Stator adalah bagian generator yang diam dan berfungsi sebagai tempat untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus bolak-balik AC yang menuju ke beban disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam tidak bergerak. Oleh karena itu, komponen ini juga disebut dengan stator. Lilitan armatur generator dalam wye dan titik netral dihub-ungkan ke tanah. JURNAL SIMETRIK VOL 11, NO. 1, JUNI 2021 p-ISSN 2302-9579/e-ISSN 2581-2866 400 Prinsip Kerja Generator Sinkron Ketika kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan. Dengan adan-ya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan menimbulkan fluksi yang besarnya terhadap waktu adalah tetap. Penggerak awal Prime Mover yang sudah terkopel dengan rotor segera dioperasikan sehingga memutar rotor pada kecepatan nominalnya. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor, akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah besarnya terhadap waktu. Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang ditem-patkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 1200 satu sama lain. Setelah itu ketiga terminal kumparan jangkar siap dioperasikan untuk menghasilkan energi listrik. Sistem Eksitasi Eksitasi pada generator sinkron adalah proses penguatan medan magnet dangan cara memberikan arus searah pada belitan medan yang terdapat pada rotor. Sesuai dengan prinsip el-ektromagnet yaitu apabila suatu konduktor berupa kumparan dialiri listrik arus searah maka kumparan tersebut akan menjadi magnet shingga akan menghasilkan fluks-fluks magnet. Apabi-la kumparan medan yang telah diberi arus eksitasi diputar dengan kecepatan tertentu, maka kumparan medan yang telah diberi arus eksitasi diputar dengan kecepatan tertentu, maka kumparan jangkar yang terdapat pada stator akan terinduksi oleh fluks-fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan medan sehingga dihasilkan tegangan listrik bolak-balik. Besarnya te-gangan yang dihasilkan tergantung kepada besarnya arus eksitasi dan putaran yang diberikan pa-da rotor, semakin besar arus eksitasi dan putaran, maka akan semakin besar tegangan yang akan dihasilkan oleh sebuah generator. Berdasarkan cara penyaluran arus searah pada rotor generator sinkron, sistem eksitasi terdiri dari dua jenis yaitu sistem eksitasi dengan menggunakan sikat brush excitation yang terdiri dari sistem eksitasi konvensional dan eksitasi statis dan sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat brushless ecxitation yaitu menggunakan sistem permanen magnet generator. 3. METODOLOGI Penelitian ini diperlukan metode yang dipergunakan untuk melakukan penelitian agar mampu menjawab masalah yang sedang diteliti. Suatu penelitian biasanya dimulai dengan suatu perencanaan yang seksama dengan mengikuti rangkaian deretan petunjuk yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga hasilnya dapat mewakili kondisi sebenarnya dan dapat dipertanggung jawabkan . Agar menghasilkan hasil penelitian yang baik dan memenuhi tujuan penelitian, maka proses penelitian akan dirumuskan sesuai dengan judul penelitian dan mencakup langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian tersebut. Berikut langkah-langkah penelitian yang dijelaskan penulis melalui proses penelitian yaitu Sumber Miftah Farhan, 2020 Gambar 1. Alur Penelitian 1 Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini. Pada tahap mengidentifikasi masalah dimaksudkan agar dapat memahami masalah yang akan diteliti, sehingga dalam tahap analisis dan perancangan tidak keluar dari permasalahan yang diteliti. 2 Studi Literatur Pada tahap penelitian sastra, penulis mempelajari dan memahami teori-teori yang diperoleh dari berbagai buku, jurnal dan internet sebagai pedoman dan referensi untuk melengkapi kosakata konsep dan teori, sehingga memberikan landasan yang baik dan dasar ilmiah untuk pemecahan masalah. Artikel ini Mendiskusikan dan mempelajari penelitian yang berhubungan dengan pertanyaan penelitian. 3 Pengumpulan Data Sebagai bahan pendukung yang sangat berguna bagi penulis untuk mencari atau mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa cara, yaitu a. Dokumen Kerja hard document b. Pengamatan observation c. Wawancara Interview Untuk menyelesaikan masalah pengaruh pembebanan terhadap arus eksitasi generator unit 2 PLTMH curug maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut a. Mengumpulkan data teknis dilapangan yaitu data beban dan data suplai daya. b. Menganalisa kapasitas suplai daya. c. Mengelompokkan jenis pembebanan JURNAL SIMETRIK VOL 11, NO. 1, JUNI 2021 p-ISSN 2302-9579/e-ISSN 2581-2866 401 d. Melakukan perencanaan analisa pada eksitasi daya dengan pengaturan injeksi pada beban Penelitian ini dilaksanakan di PLTA Mini Hydro Curug unit 2. Dengan jenis penelitian Survey Research penelitian survei, dimana tidak dilakukan perubahan atau tidak ada perlakuan khusus terhadap variabel yang diteliti. Pengambilan data dilakukan selama 03 Februari 2020 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi PLTMH Curug Sistem eksitasi merupakan sistem penguatan generator yang menginjeksikan arus searah pa-da generator. Sistem eksitasi di PLTMH Curug menggunakasn sitem eksitasi tanpa sikat brash-less. Sistem pengoperasian Unit PLTMH Curug dapat dilakukan dengan cara manual, program, dan remote. Adapun pengoperasian secara manual ialah proses pelaksanaannya dilakukan di pow-er house dengan sistem step by step dari panel komando. Lalu ada pengoperasian dengan program yaitu proses pelaksanaannya di power house dengan sistem otomatis dari panel komando. Se-dangkan pengoperasian dengan remote ialah proses pelaksanaannya dengan cara otomatis yang dikendalikan di ruang kontrol building. Adapun Sistem eksitasi memiliki fungsi – fungsi antara lain 1 Mempertahankan tegangan ouput generator 2 Menjaga kesetabilan aliran daya reaktif 3 Menjaga stabilitas fackor daya 4 Menjaga kesetabilan sudut rotor 5 Membatasi generator sedemikian hingga tetap beroperasi pada daerah aman. Cara Kerja Sistem Eksitasi PLTMH Curug PLTMH Curug memiliki sistem eksitasi tanpa sikat brashless sehingga dalam menginjeksikan arus DC menuju main exciter dihasilkan dari generaror AC utama yang telah disearahkan oleh rotating dioda sehingga dapat menginjeksikan arus DC menuju main exciter. Besarnya arus DC yang di injeksikan menuju main exciter dapat diatur dengan mengatur gate thyristor baik diatur secara manual melalui potensio ataupun secara kontrol dengan ABB UNITROL 1020. Untuk mengatur besarnya arus eksitasi yang di injeksikan ke main exciter diatur oleh ABB UNITROL 1020. ABB UNITROL 1020 akan mengontrol jalannya proses eksitasi ketika menginjeksikan arus DC dari order pertama yaitu field flashing dengan sumber utama battery 125 VDC ketika generator belum mampu menghasilkan tegangan. Dengan adanya arus ini, maka generator akan menghasilkan tegangan keluaran. Proses ini akan di kntrol oleh ABB UNITROL 1020 dengan menutup kontaktor dan merubah sumber tegangan dan arus eksitasi ke generator utama ketika pada saat tegangan keluaran generator telah mencapai 20% dari tegangan nominalnya sebesar 6,6 kV dan pada saat bersamaan thyristor mulai beroperasi dan menaikan tegangan hingga nilai nominalnya. Keluaran tegangan AC tiga fasa generator yang sebesar 6,6 kV diturunkan terlebih dahulu oleh trafo eksitasi menjadi 400 V yang kemudian disearahkan oleh thyristor rectifier menjadi tegangan DC. Untuk mengontrol besarnya arus eksitasi yang di injeksikan pada rotor generator dilakukan oleh Automatic Voltage Regulator AVR ABB UNITROL 1020 dengan cara mengatur besarnya tegangan atau arus yang di injeksikan pada terminal gate thyristor rectifier. Ketika kaki gate diberi tegangan positif, maka thyrstor akan menghantar-kan arus listrik dari anoda ke katoda dari thyristor tersebut, sehingga arus eksitasi akan di teruskan menuju main exciter yang selanjutnya arus yang keluar dari generator main exciter akan diteruskan dan disearahkan oleh rotation diode menuju ke rotor generator utama. AVR bekerja bergantung kepada pembebanan terhadap generator itu senndiri. Keluaran dari AVR atau ABB UNITROL ini berupa tegangan analog sehingga harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi tegangan PWM pulse width modulation oleh pulse generator lalu dikuatkan oleh PAM Pulse Amplifier Module sehingga dapat mengatur switching thyristor. ABB UNITROL ini diatur dalam mode VAR karena kapasitas generator yang kecil dan terhubung dengan sistem/grid yang jauh dan akan selalu mengikuti teganangan jaringan karena patokannya ialah VAR. Pengaturan Sistem Eksitasi Dalam Kondisi Berbeban Saat generator sinkron bekerja pada beban nol tidak ada arus yang mengalir melalui kumparan jangkar stator, sehingga yang ada pada celah udara hanya fluksi arus medan ro-tor. Namun jika generator sinkron diberi beban, arus jangkar Ia akan mengalir dan memben-tuk fluksi jangkar. Fluksi jangkar ini kemudian mempengaruhi fluksi arus medan dan akhirnya menyebabkan berubahnya harga tegangan terminal generator sinkron. Reaksi ini kemudian dikenal sebagai reaksi jangkar. Pengaruh yang ditimbulkan oleh fluksi jangkar dapat berupa distorsi, penguatan magnetising, maupun pelemahan demagnetising fluksi arus medan pada celah udara. Perbedaan pengaruh yang ditimbulkan fluksi jangkar tergantung kepada beban dan faktor daya beban. Analisa Data Operasi Harian PLTMH Curug Unit 2 Sebagaimana yang terdapat pada bab sebelumnya dimana saya memfokuskan pada pengaruh pembebanan tehadap terhadap tegangan output generator PLTMH Curug Unit 2. Dimana untuk melihat hal tersebut dibutuhkan data operasi harian dari PLTMH Curug Unit 2. Berikut data operasi harian PLTMH Curug Unit 2 tanggal 03 Februari 2020. JURNAL SIMETRIK VOL 11, NO. 1, JUNI 2021 p-ISSN 2302-9579/e-ISSN 2581-2866 402 Tabel 1. Data Operasi Harian Sumber Miftah Farhan, 2020 Dari data tabel 1 dapat terlihat bahwa arus eksitasi dan tegangan output generator tidak ter-lihat berubah signifikan ini disebabkan karena beban sendiri sudah ditetapkan tidak menekan atau menyesuaikan kebutuhan beban diliar/ jaringan dan pengaturan bebaban sendiri diatur secara manual. Pengaruh Pembebanan Daya Aktf P tehadap Tegangan Output Generator Dari data tabel 1 dapat diketahui bahwa dengan terjadinya perubahan beban, tegangan output generator juga akan ikut berubah. Ketika beban naik, maka yang terjadi adalah membuat tegangan output generator juga menjadi turun sehingga memaksa generator un-tuk menaikkan tegangan output generator agar tetap dalam kondisi nominalnya. Tegangan output generator ini dapat dijaga pada kondisi nominalnya dengan cara menambah besarnya arus eksitasi yang diinjeksikan ke rotor pada saat terjadi penurunan beban tegangan output generator juga akan naik melebihi tegangan nominalnya. Sumber Miftah Farhan, 2020 Gambar 2. Grafik Pembebanan Terhadap Teganan Output Generator Untuk menjaga agar tegangan output tetap pada kondisi nominalnya maka besarnya arus eksitasi yang diinjeksikan pada rotor generator harus diku-rangi. Hal ini dibuktikan pada grafik tegangan keluar generator terhadap arus eksitasi dan pengaruh pembebanan terhadap tegangan keluar. Grafik dapat dilihat pada gambar 2. Pengaruh Pembebanan Daya Aktif P Terhadap Arus Eksitasi Pada dasarnya tegangan output dan arus eksitasi memiliki hubungan yang saling berkaitan terhadap pembebanan. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ketika pem-bebanan naik, maka tegangan jaringan dan tegangan output generator akan turun. Sumber Miftah Farhan, 2020 Gambar 3. Pengaruh Pembebanan Daya Aktif P Terhadap Arus Eksitasi Oleh karenanya dibutuhkan penambahan arus eksitasi untuk menjaga tegangan output gen-erator tetap pada kondisi nominalnya. Berikut ini grafik pengaruh pembebanan terhadap arus eksitasi. Grafik dilihat pada gambar 3. Pengaruh Pembebanan Daya Reaktif Q Terhadap Arus Eksitasi Seperti telah di bahas sebelumnya Pembebanan daya reaktif mampu menyebabkan reaksi jangkar yang dapat mempengaruhi arus medan. Dimana di dalam dapat terlihat bahwa arus eksitasi yang di injeksikan pada rotor generator di gunakan untuk mengatur besar daya reaktif Q. daya reaktif tersebut di atur untuk menjaga tegangan generator agar tetap pada tegangan nominalnya, ini membuktikan bahwa arus eksitasi berguna untuk mengatur daya reaktif yang diinginkan dan menjaga tegangan generator agar da-lam batas nominalnya. Grafik dapat dilihat pada gambar 4. Sumber Miftah Farhan, 2020 Gambar Pembebanan Daya Reaktif Q Terhadap Arus Eksitasi 5. PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu 1 Jenis sistem eksitasi pada generator PLTMH Curug adalah sistem eksitasi tanpa menggunakan sikat brashless. JURNAL SIMETRIK VOL 11, NO. 1, JUNI 2021 p-ISSN 2302-9579/e-ISSN 2581-2866 403 2 Pembebanan pada generator PLTMH Curug diatur secara manual menggunakan po-tensiometer dan diatur mengikuti kebutuhan beban di jaringan sehingga perubahan beban pada generator PLTMH Curug tidak terlalu signifikan dan tidak terpengaruh beban di jaringan/grid. 3 Ketika beban naik maka tegangan output generator akan turun maka dibutuhkan in-jeksi penambahan arus eksitasi 4 semakin besar pembebana maka, maka arus eksitasi yang diinjeksikan akan semakin besar. Saran Pada saat penelitian sebaiknya lebih banyak bertanya ketika ada data yang keliru dan kurang jelas, dikarnakan data masih ditulis tangan atau manual kadang tidak terbaca. DAFTAR PUSTAKA Sebayang, F. R., & Hasibuan, A. R., 2013. Analisis Perbaikan Faktor Daya Beban Resistif, Induktif, Kapasitif Generator Sinkron 3 Fasa Menggunakan Metode Pottier. vol, 3, 6. Hardiansyah, R., 2016. Sistem Pengendalian Eksitasi Dengan Abb Unitrol 1020 Pada Generator Di Plta Ir. H. Djuanda Jatiluhur. Bandung Politeknik Negeri Bandung Ilham., 2017. Karakteristik Perubahan Pembebanan Puncak Grid System 500 Kv Terhadap Arus Eksitasi Generator Unit 3 Plta Cirata. Purwakarta Politeknik Enjnering Indorama Rompas, P. T., 2011. Analisis pembangkit listrik tenaga mikrohidro pltmh pada daerah aliran sungai ongkak mongondow di desa muntoi kabupaten bolaang mongondow. Jurnal Penelitian Saintek, 162, 160-171. Ridzki, I., 2017. Analisis Pengaruh Perubahan Eksitasi Terhadap Daya Reaktif Generator. JURNAL ELTEK, 112, 31-41. Azis, H., Pawenary, P., & Sitorus, M. T. B., 2019. Simulasi Pemodelan Sistem Eksitasi Statis pada Generator Sinkron terhadap Perubahan Beban. Energi & Kelistrikan, 112, 46-54. ... Dikatakan generator sinkron karena kecepatan putaran rotornya sama dengan kecepatan putaran medan magnet pada stator. Kumparan medan generator sinkron terletak di bagian rotor, sedangkan kumparan jangkar berada di stator [7]. Induksi elektromagnetik yang terjadi adalah aplikasi dari Hukum Faraday yang menyatakan "Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari sebuah medan magnetik flux yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul GGL" [7], [8]. ...... Kumparan medan generator sinkron terletak di bagian rotor, sedangkan kumparan jangkar berada di stator [7]. Induksi elektromagnetik yang terjadi adalah aplikasi dari Hukum Faraday yang menyatakan "Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari sebuah medan magnetik flux yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul GGL" [7], [8]. Generator yang merupakan mesin listrik berputar juga perlu dilakukan pemeliharaan. ...Luki Septya MahendraAfnan Arif SuryantoBagiyo HerwonoJauharotul MaknunahPembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU Suge Unit 2 Kabupaten Belitung pada tanggal 21 Juli 2020 mengalami gangguan pada generator yang berakibat tidak dapat beroperasi. Akibatnya berdampak pada defisit pasokan listrik pada daerah Kepulauan Bangka Belitung. Sehingga pada penelitian ini dilakukan inspeksi ke lapangan dan pengukuran tahanan isolasi rotor dan tahanan belitan rotor untuk analisa gangguan. Dari hasil inspeksi terdapat pengaman ground fault yang trip dan dari hasil pengukuran nilai isolasi dan tahanan belitan rotor adalah dibawah standar IEEE sehingga dapat dianalisa terjadi short cicuit ke tanah. Short circuit mengakibatkan kerusakan pada leadbus rotor. Sehingga perlu dilakukan pemulihan gangguan berupa penyambungan dengan menggunakan metode brazing. Metode ini yaitu dengan menyambungkan leadbus dengan cara Torch Heating. Cara ini dipilih karena yang paling umum untuk keperluan penyambungan bahan metal dan sesuai dengan kondisi PLTU. Setelah dilakukan penyambungan diukur kembali tahanan isolasi rotor dan tahanan belitan rotor. Dari hasil pengukuran pasca pemulihan sudah sesuai dengan standar IEEE. Secara garis besar kondisi rotor generator masih bisa dioperasikan namun perlu dilakukan perawatan rotor generator secara menyeluruh dalam waktu dekat.... Generator sinkron merupakan salah satu komponen utama dalam proses pembangkitan tenaga listrik. Untuk membangkitkan daya listrik diperlukan sistem yang digunakan sebagai penguat agar dapat menghasilkan medan magnet atau lebih sering disebut sistem eksitasi [5][6] [7]. Gaya gerak listrik GGL adalah beda potensial yang berada diantara ujung-ujung suatu penghantar dalam sebuah rangkaian terbuka [8]. ...Setya Aria PutraDian Budhi SantosoGenerator sinkron membutuhkan suatu medan magnet sebagai penguat agar dapat menghasilkan tegangan listrik. Medan magnet tersebut dapat diperoleh dari arus eksitasi yang dibangkitkan oleh exciter. Arus eksitasi tersebut mengalir pada kumparan medan yang terdapat pada rotor, sehingga rotor itu dapat menghasilkan medan magnet. Kemudian, konduktor akan memotong garis-garis gaya magnet dan menghasilkan Gaya Gerak Listrik GGL sehingga menghasilkan tegangan [1]. Saat arus eksitasi diatur di bawah nilai nominal, maka fluks magnet yang terdapat pada stator akan menurun, sehingga tegangan yang dihasilkan oleh generator juga ikut turun. Perubahan pada eksitasi menjadi penyabab tegangan dan daya reaktif yang dihasilkan generator mempunyai nilai batas tertinggi dan batas terendah. Perubahan besarnya arus eksitasi juga mempengaruhi variasi nilai beban pada besarnya daya reaktif. Pengaturan input pada generator sinkron adalah pengaturan yang dilakukan input arus medan dan frekuensi, input arus medan digunakan untuk mengatur besarnya nilai keluaran daya reaktif dan tegangan yang dihasilkan oleh generator. Berdasarkan data akhir dari hasil perhitungan daya reaktif dapat dilihat bahwa nilai faktor daya yang diperoleh minimum sebesar 0,94 dengan arus eksitasi pada rotor sebesar 314 A dan daya reaktif sebesar 3,1 MVAR, sehingga dapat simpulkan bahwa besar nilai daya reaktif yang dihasilkan oleh generator berbanding lurus dengan arus eksitasi yang Rizal MaulanaAgus SuandiHelmizarThe generator in the hydropower system is used to convert mechanical energy originating from the turbine rotation into electrical energy by producing an electromotive force. Excitation is one of the most crucial parts of the Generator system, where excitation plays a role in forming/producing electromagnetic flux, resulting in an induced emf. The amplifying current is used to adjust the magnitude of the output voltage according to the applied load. The tool used to regulate the excitation current is the Automatic Voltage Regulator AVR. The differential loading on the generator changes every time. Therefore a power plant must be able to generate electricity in accordance with the magnitude of the changing load. In power generation, these loading fluctuations can be overcome by adjusting the water valve opening and the excitation current flowing to the electromagnet coil on the generator rotor with constant rotor rotation by the AVR so that electric power is generated according to the applied load. The purpose of this study is to analyze the effect of the load on the excitation current. The results obtained are the load has an effect on the excitation AzisPawenary PawenaryMeyhart Torsna Bangkit SitorusExcitation system is one of the most important parts of synchronous generators, where the system functions to provide dc power to the field generator coil. Iin this study, a static excitation system consisting of transformers and connected thyristors in bridge configuration has been implemented in synchronous machines that operate as 206,1 mva capacity generators, 16,5 kv using the help of matlab simulink r2017b software. By adjusting the load given to the generator, variations in excitation currents can affect the amount of output voltage generated by the generator so that it can increase and decrease the induced voltage. In full load conditions, namely p = 175 mw, q = 100 mvar, the results of the study show that when the simulation is run at alpha 0 °, it is known that the average value of dc voltage is 496,4 v, excitation current is 1057 a and voltage generator output has increased beyond its nominal voltage of 16,72 kv. in this case, to maintain the terminal voltage, the excitation current must be reduced by increasing the angle of shooting of the thyristor to an alpha angle of 45 °, so that the average dc voltage can be reduced to 479,3 v, as well as the excitation current to 985,9 a. the generator output voltage at the alpha 45 ° angle is obtained according to its nominal value of 1,.5 Perbaikan Faktor Daya Beban Resistif, Induktif, Kapasitif Generator Sinkron 3F R SebayangA R HasibuanSebayang, F. R., & Hasibuan, A. R., 2013. Analisis Perbaikan Faktor Daya Beban Resistif, Induktif, Kapasitif Generator Sinkron 3 Fasa Menggunakan Metode Pottier. vol, 3, Perubahan Pembebanan Puncak Grid System 500 Kv Terhadap Arus Eksitasi Generator Unit 3 Plta Cirata. Purwakarta Politeknik Enjnering Indorama RompasR HardiansyahHardiansyah, R., 2016. Sistem Pengendalian Eksitasi Dengan Abb Unitrol 1020 Pada Generator Di Plta Ir. H. Djuanda Jatiluhur. Bandung Politeknik Negeri Bandung Ilham., 2017. Karakteristik Perubahan Pembebanan Puncak Grid System 500 Kv Terhadap Arus Eksitasi Generator Unit 3 Plta Cirata. Purwakarta Politeknik Enjnering Indorama Rompas, P. T., 2011. Analisis pembangkit listrik tenaga mikrohidro pltmh pada daerah aliran sungai ongkak mongondow di desa muntoi kabupaten bolaang mongondow. Jurnal Penelitian Saintek, 162, Pengaruh Perubahan Eksitasi Terhadap Daya Reaktif GeneratorI RidzkiRidzki, I., 2017. Analisis Pengaruh Perubahan Eksitasi Terhadap Daya Reaktif Generator. JURNAL ELTEK, 112, 31-41. Perbandingan overshoot dan settling time respon kecepatan motor PMDC pada jangka watu 0-25 detik tidak diberi gangguan beban dapat dilihat pada tabel . Tabel Perbandingan overshoot dan settling time respon kecepatan motor PMDC saat 0-25 ref =120 rad/sec Metode Kontrol PI PI PSO Overshoot rad/s 0 0 Settling time det 8,581 3,534 Dapat dilihat pada tabel bahwa sistem dengan kontroler PI pada jangka waktu 0-25 detik memiliki nilai settling time sebesar 8,581 detik dan tidak memiliki nilai overshoot, sedangkan sistem dengan kontroler PI yang dioptimisasi dengan menggunakan PSO memiliki nilai settling time sebesar 3,534 detik dan juga tidak memiliki nilai overshoot. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada periode 0-25 detik pada saat sistem tidak diberi gangguan beban respon sistem dengan kontroler PI yang dioptimisasi dengan PSO lebih baik dibandingkan respon sistem dengan kontroler PI konvensional karena respon sistem kembali ke kondisi steady state lebih cepat. Respon Kecepatan Saat Sistem diberi Gangguan Beban TL = 1 Nm, ref = 120 rad/sec Pada jangka waktu 25-50 detik terdapat gangguan berupa torsi mekanik sebesar 1 Nm. Ketika motor diberi gangguan berupa beban, maka kecepatannya akan turun. Dari respon sistem sebelumnya dapat dilihat bahwa tegangan motor akan naik agar motor mencapai kecepatan referensinya kembali. Selain itu, pada saat kecepatan motor turun karena motor dibebani maka torsi dan arus motor akan naik agar torsi elektrik pada motor mampu melawan torsi mekanik yang diberikan beban sehingga dengan kondisi yang demikian motor dapat mencapai kecepatan referensinya kembali. Perbandingan overshoot dan settling time respon kecepatan motor PMDC pada jangka watu 25-50 detik diberi gangguan beban dapat dilihat pada tabel Tabel Perbandingan overshoot dan settling time respon kecepatan motor PMDC saat 25-50 detik TL = 1 Nm, ref =120 rad/sec Metode Kontrol PI PI PSO Overshoot rad/s 118,8 118,9 Settling time det 27,46 25,61 Dapat dilihat pada tabel bahwa sistem dengan kontroler PI pada jangka waktu 25-50 detik memiliki nilai overshoot sebesar 118,8 rad/sec dan memiliki nilai settling time sebesar 27,46 detik, sedangkan sistem dengan kontroler PI yang dioptimisasi dengan menggunakan PSO memiliki nilai overshoot sebesar 118,9 rad/sec dan memiliki nilai settling time sebesar 25,61 detik. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada saat sistem diberi gangguan beban, sistem dengan kontroler PI konvensional mengalami perlambatan kecepatan menjadi 118,8 rad/sec sedangkan sistem dengan kontroler PI yang dioptimisasi dengan menggunakan PSO mengalami perlambatan kecepatan menjadi 118,9 rad/sec. Itu artinya respon kecepatan motor PMDC yang dikontrol oleh kontroler PI konvensional lebih lambat dibandingkan dengan respon kecepatan motor PMDC yang dikontrol oleh kontroler PI yang dioptimisasi dengan PSO ketika motor tersebut diberi beban. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada periode 25-50 detik pada saat sistem diberi gangguan beban respon sistem dengan kontroler PI yang dioptimisasi dengan PSO lebih baik dibandingkan respon sistem dengan kontroler PI konvensional karena respon sistem kembali ke kondisi steady state lebih cepat dan perlambatan sistem ketika diberi beban lebih kecil. Respon Kecepatan Saat Sistem diberi Gangguan Beban TL = 2 Nm, ref = 120 rad/sec Respon kecepatan sistem motor PMDC dengan gangguan torsi mekanik 2 Nm ditunjukkan pada gambar Gambar Respon Kecepatan Motor PMDC dengan Gangguan Torsi Mekanik 2 Nm ref = 120 rad/sec Pada jangka waktu 25-50 detik terdapat gangguan berupa torsi mekanik sebesar 2 Nm. Ketika motor diberi gangguan berupa beban, maka kecepatannya akan turun. Dari respon sistem sebelumnya dapat dilihat bahwa tegangan motor akan naik agar motor mencapai kecepatan referensinya kembali. Selain itu, pada saat kecepatan motor turun karena motor dibebani maka torsi dan arus motor akan naik agar torsi elektrik pada motor mampu melawan torsi mekanik yang diberikan beban sehingga dengan kondisi yang demikian motor dapat mencapai kecepatan referensinya kembali. Oleh karena itu tegangan input pada motor harus dinaikkan agar kecepatan motor dapat kembali ke kecepatan yang diinginkan karena salah satu cara dalam pengaturan kecepatan motor PMDC adalah dengan mengontrol tegangan inputnya Perbandingan overshoot dan settling time respon kecepatan motor PMDC pada jangka watu 25-50 detik diberi gangguan beban dapat dilihat pada tabel Tabel Perbandingan overshoot dan settling time respon kecepatan motor PMDC saat 25-50 detik TL = 2 Nm, ref =120 rad/sec Metode Kontrol PI PI PSO Overshoot rad/s 117,6 117,7 Settling time det 28,05 25,62 Dapat dilihat pada tabel bahwa sistem dengan kontroler PI pada jangka waktu 25-50 detik memiliki nilai overshoot sebesar 117,6 rad/sec dan memiliki nilai settling time sebesar 28,05 detik, sedangkan sistem dengan kontroler PI yang dioptimisasi dengan menggunakan PSO memiliki nilai overshoot sebesar 117,7 rad/sec dan memiliki nilai settling time sebesar 25,62 detik. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada saat sistem diberi gangguan beban, sistem dengan kontroler PI konvensional mengalami perlambatan kecepatan menjadi 117,6 rad/sec sedangkan sistem dengan kontroler PI yang dioptimisasi dengan menggunakan PSO mengalami perlambatan kecepatan menjadi 117,7 rad/sec. Itu artinya respon kecepatan motor PMDC yang dikontrol oleh kontroler PI konvensional lebih lambat dibandingkan dengan respon kecepatan motor PMDC yang dikontrol oleh kontroler PI yang dioptimisasi dengan PSO ketika motor tersebut diberi beban. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada periode 25-50 detik pada saat sistem diberi gangguan beban respon sistem dengan kontroler PI yang dioptimisasi dengan PSO lebih baik dibandingkan respon sistem dengan kontroler PI konvensional karena respon sistem kembali ke kondisi steady state lebih cepat dan perlambatan sistem ketika diberi beban lebih kecil. Dari hasil simulasi pada keempat respon sistem diatas dapat dilihat bahwa sistem yang menggunakan kontroler PI yang doptimisasi dengan PSO memiliki respon yang paling baik. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan PSO didapatkan koordinasi parameter PI yang optimal sehingga mampu meredam osilasi sistem yang lebih baik dibandingkan kontroler yang lain. BAB 5 PENUTUP Kesimpulan Dari hasil simulasi diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut 1. Metode PSO dapat digunakan untuk menentukan koordinasi parameter PI yang optimal. 2. Kontroler PI yang optimal dapat diterapkan pada sistem motor PMDC untuk meredam osilasi respon sistem motor PMDC. 3. Penerapan PSO terhadap PI pada sistem motor PMDC dapat memperkecil overshoot respon sistem dan mempercepat settling time sistem. 4. Perubahan respon sistem akan terjadi ketika motor diberi gangguan beban. Saran Saran untuk penelitian berikutnya adalah 1. Untuk mendapatkan koordinasi parameter PI yang optimal pada sistem motor PMDC dapat dilakukan dengan menggunakan komputasi cerdas yang lain untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Connection timed out Error code 522 2023-06-16 171136 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d84ab7f1f870b40 • Your IP • Performance & security by Cloudflare Dalam kehidupan kita sebagai engineer, sudah umum rasanya jika ada orang berpendapat bahwa saat tegangan ngedrop maka arus akan naik. Hal ini tidak salah, meskipun tidak juga selalu benar. Pernah dilakukan simulasi terkait hal ini dengan menggunakan software ETAP, kami tampilkan pada gambar berikut Gambar 1. Beban lump saat tegangan diturunkan Gambar 2. Beban statik saat tegangan diturunkan Pada gambar 1 kita lihat bahwa saat tegangan diturunkan awalnya di kiri 20 kV, menjadi kanan 18 kV arus akan naik dari Ampere menjadi Ampere. Namun pada gambar 2 terlihat bahwa saat tegangan diturunkan, arus juga ikut turun dari A menjadi A. Kenapa perlakuan yang sama bisa menimbulkan reaksi yang berbeda? Hal ini karena jenis beban yang dipakai berbeda. Gambar 1 menggunakan beban lump gabungan antara motor dan statik, sedangkan gambar 2 menggunakan beban statik murni. Memang umum rasanya jika kita melihat atau mendengar ada orang yang mengeluh saat tegangan ngedrop, bor listrik yang dipakaianya lebih cepat panas. Hal ini sejalan dengan simulasi bahwa saat tegangan ngedrop, motor listrik akan mengambil arus yang lebih besar. Saat arus bertambah, maka nilai power loss akan meningkat sesuai persamaan P = I²xR sehingga menimbulkan panas. Lalu muncul pertanyaan lagi, kok bisa motor listrik "sepintar" itu? artinya saat tegangan dirasa kurang, dia secara otomatis menarik arus lebih banyak? Untuk menjelaskan hal ini, perhatikan gambar 3 berikut Gambar 3. Grafik drop tegangan vs kecepatan putar motor induksi Gambar di atas saya ambil dari penelitian dosen jurusan teknik elektro universitas Malikussaleh, Medan yang dimuat dalam jurnal Teknik elektro RELE Rekayasa Elektrikal dan Energi tahun 2019, dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kerja Motor Induksi. Dari grafik tersebut terlihat bahwa semakin besar nilai drop tegangan, maka kecepatan putar Nr dari motor induksi akan semakin menurun. Kenapa bisa seperti itu? Berikut penjelasannya Pada dasarnya semua motor listrik itu sama. Bekerja berdasarkan gaya Lorentz F = i . l x B B berasal dari kumparan medan bisa magnet permanen, bisa juga elektromagnetik. Letaknya juga beda-beda, ada yang di stator kayak motor DC Ada juga yang di rotor motor AC i muncul karena kumparan armature yang merupakan rangkaian tertutup diberikan tegangan listrik. Letaknya juga macem2, ada yang di rotor motor DC dan ada yang di stator motor AC. Arus ini nantinya akan membangkitkan medan di kumparan jangkar, lalu berinteraksi dengan medan yang timbul di kumparan medan seperti interaksi 2 buah magnet, lalu timbul gaya dan motor berputar. Jadi kalau salah satu variabel input dikurangi, contoh seperti tegangan atau dalam kasus lain bisa juga arus eksitasi Medan yang dikurangi, maka gaya Lorentz yang timbul juga berkurang. Jika itu terjadi, maka kemampuan untuk berputar torsi akan turun. Karena beban mekanis relatif tetap, maka kecepatan akan berkurang. Hampir sama seperti motor DC Tamiya yang baterainya atau magnet permanennya sudah melemah. Kembali ke gambar 3 kecepatan putar Nr menurun, frekuensi tetap, kecepatan medan putar Ns tetap, maka pasti slip akan naik sesuai persamaan berikut Ns = 120*f/P s = Ns-Nr/Ns keterangan s = slip f = frekuensi P = jumlah kutub pole motor induksi Nr = kecepatan putar motor Ns = kecepatan medan putar Nilai slip yang bertambah ini akan mempengaruhi besarnya nilai R pada rangkaian ekuivalen motor induksi. Seperti terlihat pada gambar 4, nilai hambatan pada motor induksi dipengaruhi oleh slip berdasarkan persamaan R2'*1/s-1. Artinya, saat slip bertambah maka nilai R tersebut akan turun. Sesuai hukum ohm, saat nilai R turun sedangkan nilai V tetap maka nilai I akan naik. inilah kronologi mengapa saat tegangan terminal turun, motor listrik akan menarik arus lebih banyak. Gambar 4. Rangkaian Ekuivalen Motor Induksi Selanjutnya, bagaimana jadinya jika bebannya adalah beban statik murni? Pernahkah anda mendengar atau melihat saat tegangan ngedrop, lampu malah menyala lebih terang? Atau mungkin yang sering kita lakukan kegiatan menyolder. Apakah saat tegangan ngedrop akan membuat timah lebih cepat meleleh? Tentu saja tidak. Kita membutuhkan tegangan yang bagus supaya lampu dan solder bekerja optimal. jika tegangan turun, maka kinerja alat tersebut juga akan menurun. Kesimpulannya secara umum intuisi yang berkembang di masyarakat mengenai saat tegangan drop arus naik itu tidak salah, tapi bukan berarti semuanya bisa dipukul rata. Karena jika menyuplai beban statik, maka responnya adalah seperti gambar nomor 2. Berdasarkan pengalaman saya selama bertugas di PLN, untuk pelanggan residensial pelanggan rumah tangga saat tegangan dinaikkan, arus yang mengalir juga ikut naik. Sudah beberapa kali terjadi saat ada pekerjaan penambahan JTR Jaringan Tegangan Rendah, pembebanan trafo juga ikut naik. Jadi kami sarankan jika ingin melakukan perbaikan tegangan, perhatikan prosentase beban trafonya. Jangan sampai menyelesaikan masalah dengan masalah. Alias tegangan drop hilang, trafonya malah trip karena overload. Ketika beban pertama kali diterapkan pada spesimen uji, spesimen memanjang sebanding dengan beban, disebut perilaku elastis linier. Jika beban dihilangkan, spesimen kembali ke panjang dan kembali ke bentuk aslinya. Analoginya seperti meregangkan karet gelang dan benda uji pada uji tarikKurva teganga-reganan secara umumTegangan šœŽ ditentukan oleh hubungan šœŽ = F/A0 dan Regangan šœ€ dapat dituliskanšœ€ = li – l0 / l0 = Ī”l / l0. l adalah panjang benda bertambahnya beban, spesimen mulai mengalami deformasi elastisitas nonlinier pada tegangan yang disebut batas proporsional. Pada saat itu, tegangan dan regangan tidak lagi proporsional, karena berada di daerah elastis linier, tetapi ketika diturunkan, spesimen masih kembali ke bentuk aslinya. Permanen deformasi plastis terjadi ketika tegangan luluh, Y, dari material bahan lunak dan ulet, mungkin tidak mudah untuk menentukan lokasi yang tepat pada kurva tegangan-regangan di mana luluh terjadi, karena kemiringan kurva mulai menurun perlahan di atas batas proporsional. Oleh karena itu, Y biasanya didefinisikan dengan menggambar garis dengan kemiringan yang sama dengan kurva elastis linier, tapi itu diimbangi oleh regangan 0,002, atau perpanjangan 0,2%. Tegangan luluh adalah didefinisikan sebagai tegangan di mana garis offset ini memotong kurva spesimen mulai memanjang di bawah beban yang terus meningkat, luas penampang berkurang secara permanen dan seragam di seluruh panjang pengukurnya. Jika spesimen diturunkan dari tingkat tegangan yang lebih tinggi dari tegangan luluh, kurva mengikuti garis lurus ke bawah dan sejajar dengan kemiringan awal kurva. Ketika beban meningkat lebih jauh, tegangan akhirnya mencapai maksimum dan kemudian mulai menurun. Tegangan disebut kekuatan tarik, atau kekuatan tarik ultimate UTS/ ultimate tensile strength, dari dari pemuatan dan pelepasan beban uji tarikSifat Mekanik Berbagai Bahan pada Suhu KamarJika benda uji dibebani melebihi kekuatan tarik maksimalnya, benda tersebut mulai menekuk necking, atau necking ke bawah. Luas penampang spesimen tidak lagi seragam pada panjang pengukur dan lebih kecil di daerah necking. Saat tes berlangsung, tegangan turun lebih jauh dan spesimen akhirnya patah di daerah necking; tegangan pada kondisi patah dikenal sebagai breaking atau tegangan tegangan terhadap regangan di daerah elastis adalah modulus elastisitas, E, atau modulus = šœŽ/šœ€karena regangan teknik tidak berdimensi, E memiliki unit yang sama dengan stres. Modulus elastisitas adalah kemiringan bagian elastis dari kurva dan karenanya kekakuan material. Semakin tinggi nilai E, semakin tinggi beban yang diperlukan untuk meregangkan benda uji ke tingkat yang sama, dan dengan demikian semakin kaku bahannya. Bandingkan, misalnya, kekakuan kawat logam dengan karet pita atau lembaran plastik saat diberi spesimen di bawah tegangan disertai dengan kontraksi lateral; efek ini dapat dengan mudah diamati dengan meregangkan karet gelang. Nilai absolut rasio regangan lateral terhadap regangan longitudinal dikenal sebagai rasio Poisson dan dilambangkan dengan simbol tentang sifat mekanik material ini sangatlah penting untuk mendesain struktur, baik mesin ataupun bangunan. Salah satu metode yang paling komprehensif dan detail untuk mendesain struktur ini adalah menggunakan Finite Element Analysis FEA. Software MSC Apex merupakan software FEA generasi terbaru dengan user interface dan workflow yang sangat produktif, telah menjadi standar industri pada berbagai aplikasi. MSC Apex merupakan salah satu produk dari MSC Software, developer FEA pertama di dunia.

tegangan turun saat diberi beban